PARASETAMOL

PARASETAMOL

Awal kehidupan kita ditandai oleh detak jantung
Kau membawa pesan kegemparan tersendiri
Hanya dimengerti di tengah kegemparan gemerlap

Teguklah bir atau teh, bersama
Temukan, dirimu adalah orang lain
yang sedang setengah sadar
Ketidakpastian menggenang
agar kita berenang
Hancurkan cermin di kamar
Pandanglah wajah terdekat
Berjalanlah bersamanya, lewati segala
Tanpa perlu berkata: kesia-siaan belaka

Surga adalah mungkin. Yang pasti
: Bakat kita adalah omong kosong
Pikiran terus bergelombang, seperti
anjing melolong di malam sunyi
Teriakkanlah ke segala penjuru
Sebarkanlah berita ini
Kita adalah kegaduhan bahasa, dan kebenaran tidak lebih dari itu
Biarkan setiap kegaduhanmu
menjadi ragam kebisingan
Dan biarkan mereka menggema
di dunia yang sangat biasa ini
Sebagaimana toa, lonceng, sirine ambulan
Berbeda-beda tapi satu kegaduhan

Melihat ke dalam
Di hatiku matahari tenggelam
Itu omong kosong
Omong kosong yang indah
Nyatanya matahari bersinar di luar
Arahkan pandanganmu ke luar
Dalam kegaduhan bahasa
Kejarlah ini dan itu

Kita adalah tamu-tamu baru
yang merasa menjadi tuan rumah
Memanipulasi semua dengan bahasa hening
Dunia ini baik-baik saja sebelum dan sesudah kita
Kita adalah tamu yang berhasil
menemukan parasetamol

Apa makna parasetamol?
Mengapa mencari yang tidak ada
Tak perlu makna, redakan sakit kepala

Jika kita berasal dari keheningan
dan akan kembali ke sana jua, kata orang
Mengapa masih merenung di kamar?
Keluar, gunakanlah bakat kita
: kegaduhan yang agung, big bang
Kau dan aku, kebisingan spesifik
Menertawakan keheningan
Sebelum akhirnya kita kembali.

NURYANA ASMAUDI

NURYANA ASMAUDI

Meskipun Nuryana Asmaudi tidak pernah menulis status di FB, tetapi ternyata, pernah jatuh cinta juga, berkali-kali malah. Menurut info dari beberapa kumpulan buku puisinya, ia telah jatuh cinta kepada beberapa orang perempuan, lebih dari lima, hahaha. Perempuan, artinya bukan laki-laki. Paham maksud saya? Dan itu bisa kita endus dari beberapa judul puisi di dalam beberapa kumpulan puisinya. Ada pula yang olehnya secara terang-terangan diberi judul dengan nama seorang perempuan, misalnya, “Kepada Maria Cinta”.

Sekedar info tidak penting, Nuryana Asmaudi tidak pernah menulis status FB karena beliau tidak bisa, tidak tahu caranya. Mengapa beliau tidak kursus menulis status FB? Itu karena takut kecanduan.

Puisi “Kepada Maria Cinta” karya Nuryana Asmaudi merupakan salah satu puisi cintanya yang bertema cinta yang, oleh karena suatu hal, tidak berujung ke pelaminan. Dan oleh sebab itu, maka cintanya justru menjadi tidak berujung, abadi di dalam puisi ini, puisi-puisi lain yang telah ditulisnya, dan di dalam puisi-puisi berikutnya. Perkenankanlah saya meminjam sepenggal bait dari Sapardi, “pada suatu hari nanti suaraku tak terdengar lagi tapi di antara larik-larik sajak ini kau akan tetap kusiasati”.

Puisi “Kepada Maria Cinta” menggunakan gaya bahasa yang puitis dan simbolis untuk menggambarkan perasaan cinta yang tidak tersampaikan. Emosi yang kuat memang merupakan salah satu bahan dasar untuk menulis puisi. Memang kalau penyair jatuh cinta, emosinya yang kuat itu bisa mengubah apa saja jadi simbol. Bahkan laron yang tidak bersalah pun bisa dijebloskannya ke dalam puisi. Kalau simbok saya tahu, pasti penyair ini telah dimaki-maki, demikian: “Hoi Nuryana Asmaudi, laron itu diciptakan bukan untuk dijadikan simbol. Laron itu untuk digembrot.” Anda pernah tahu gembrot? Gembrot itu lauk semacam pergedel. Di desa kelahiran saya yang terletak di daerah Bantul selatan, sewaktu saya masih kecil, gembrot laron itu pernah menyelamatkan warga kami dari kekurangan protein yang berkepanjangan.

Maka tidak mengherankan jika para perempuan yang sedang menjalin hubungan dengan seorang penyair bisa saja dihinggapi perasaan khawatir, jangan-jangan jalinan cintanya itu hanya akan menjadi jalinan kata-kata indah di dalam puisi yang tidak ada ujungnya.

Penyair yang selama 10 tahun lebih main FB tapi baru mengunggah foto diri sebanyak tiga kali ini juga mengungkapkan kebingungannya tentang bagaimana cara mencintai seseorang yang rumahnya dijaga kegelapan dan anjing gila. Rumah yang dijaga kegelapan melambangkan ketidakpastian dan kesulitan dalam mencapai cinta. Anjing gila melambangkan bahaya dan ancaman yang mungkin dihadapi oleh penyair dalam mengejar cintanya. Anjingnya penjaganya Kristen mungkin, haha.

Penyair yang 99% foto di FB-nya adalah sumbangan dari rekan-rekan dekatnya ini pun menceritakan perihal malam yang memberitahunya bahwa kekasihnya telah pulang ke kampung halaman. Kampung halaman bisa saja bermakna harafiah, bisa juga melambangkan masa lalu dan kenangan. Malam yang memberitahu penyair ini melambangkan intuisi atau firasat penyair. Penyairnya ini memang sakti. Banyak firasat di dalam kepalanya. Dan saya menduga, firasat-firasatnya itulah yang justru tiba-tiba menjadi tembok menjulang, berdiri menghalangi jalur sepeda si penyair untuk menuju rumah si doi.

Penyair yang selalu berkumis ini menggambarkan pula perjalanannya untuk mengejar cintanya. Perjalanan ini dilakukan dalam kegelapan malam, yang melambangkan kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi penyair. Perjalanan ini juga dilakukan dengan hati dan pikiran, yang melambangkan kesungguhan dan ketulusan penyair dalam mengejar cintanya.

Penyair yang menulis puisi dan pantun sejak Sekolah Teknik Negeri (STN) setara SMP akhir tahun 70-an dan SMIK (setara SMK) awal tahun 80-an tapi baru serius menulis sewaktu kuliah pertengahan tahun 1980-an ini, dilanjutkan pembahasannya ya, akhirnya tiba di tempat kekasihnya. Namun, penyair disambut dengan dingin dan penolakan. Penolakan ini diungkapkan dengan kalimat “Maaf, aku sedang sibuk menyiapkan Natal untuk Tuhan yang lama kutinggalkan!”. Kalimat ini mengandung simbolisme bahwa kekasih penyair telah meninggalkan cintanya untuk Tuhan. Sekali waktu, agama bisa jadi tongkat penuntun. Di lain waktu, agama bisa jadi tembok penghalang. “Di lain waktu” pada kalimat sebelum ini boleh juga dibaca “Di banyak waktu” 😀

“Kepada Maria Cinta” yang ditulis oleh penyair yang pernah tinggal serumah bareng Umbu mulai akhir tahun 1996 sampe awal tahun 2000 ini, bagi saya, merupakan puisi yang indah dan menyentuh. Puisi ini berhasil menggambarkan perasaan cinta yang tidak tersampaikan dengan gaya bahasa yang puitis dan simbolisme yang efektif.

Puisi ini boleh pula ditafsirkan sebagai gambaran tentang kesulitan dalam meraih cinta. Cinta yang tidak berbalas dapat menyebabkan rasa sakit dan kekecewaan. Namun, cinta juga dapat menjadi kekuatan yang mendorong seseorang untuk terus berjuang. Dan terus menulis puisi tentunya.
Semoga sehat dan bahagia ya, Om Nuryana Asmaudi 🙏

Oh iya, kalau ada yang tertarik untuk membaca puisi-puisi yang lain di dalam buku ini, silahkan inbox beliau. Buku puisinya berjudul “ANAK GUNUNG MENGERAMI LAUT”, diterbitkan oleh PUSTAKA EKSPRESI pada tahun 2023.

Wayang Bima dan Sebuah Ucapan

Jika seseorang mencintaimu dan kamu merasakan bahwa ia mencintaimu, maka bersyukurlah. Ada banyak orang yang mencintai dengan brutal tetapi tak merasa dicintai.

Aku tentu ada di barisan orang-orang yang mesti bersyukur itu. Mencintai dan dicintai. Dan yang bikin beruntung lagi adalah kenyataan bahwa perasaan itu terbalas dan tak sia-sia. Dua perasaan itu hidup dan terasa nyata dari hari ke hari.

Aku tak pernah berusaha ataupun belajar dengan giat untuk mencintaimu. Semua yang aku lakukan, tak peduli baik atau buruk, semua diterima dengan biasa-biasa saja. Tentu saja itu semua terjadi karena yang aku cintai adalah kamu.

Kamu segalanya. Sakitmu adalah penderitaan dan kesedihan bagiku. Setiap hari aku telah belajar memohon pada Tuhan untuk kesehatanmu, kebahagiaanmu, dan umurmu yang panjang. Aku memohon tiga hal itu karena satu sebab; aku mencintaimu dan menggantungkan segala kebahagiaanku padamu.

Kemarin di media sosial aku melihat sebuah rangkaian kalimat bijak. ” JANGAN PERNAH MENGGANTUNGKAN KEBAHAGIAANMU PADA ORANG LAIN.” Aku tertawa geli membacanya. Membayangkan jika sewaktu-waktu aku berusaha untuk melakukan seperti yang dituliskan itu. Setelah aku berimajinasi tentang banyak trik dan cara, aku akhirnya menyerah. Toh, jika aku menggantungkan kebahagiaanku padamu, tak apa-apa juga. Aku percaya diri untuk selalu bilang ke semua orang bahwa kamu akan tetap mencintaiku.

Aku selalu percaya pada cintamu. Kamu tak pernah memberi sedikit celah untukku ragu dan khawatir. Kamu menyediakan ruang terbaik bagi sebuah keyakinan yang utuh.

Temanku pernah bertanya soal bagaimana aku melihat laki-laki lain setelah aku menikah. Jawabanku saat itu begini;
Aku melihat lelaki lain biasa saja. Sama seperti melihat perempuan juga. Tak ada yang istimewa. Kalau diumpamakan ya semuanya seperti anjing. Tak bisa ditentukan yang istimewa yang mana, sama saja selain warnanya.

Temanku tertawa. Ia mungkin tak benar-benar paham bagaimana rasanya jadi aku. Aku yang dicintai dengan sebaik-baiknya yang aku terima dan rasakan. Kadang aku juga suka membuat orang lain cemburu dan iri karena dicintai kamu. Ya, sesekali bikin orang cemburu tak apa . Meski dihitung sebagai dosa, aku suka melakukannya. Hahahha

Oh ya, selamat ulang tahun sayangku. Kebahagiaan, kesehatan, dan umur panjang akan menjadi milikmu. Kita rayakan ulang tahunku yang ke 60 nanti bersama-sama ya. Sudah aku rencanakan, di usiaku yang ke 60 tahun nanti rambutku berwarna merah jambu; warna kesukaanmu. Hahaha

TOSODIMAR

Yang kuingat dari hari itu hanyalah untaian doa Bapa Kami yang tak pernah putus. Berjuang di antara kesakitan, menantikan kehadiran manusia ajaib, setelah melewati dua hari yang melelahkan, sebuah suara samar terdengar, “Mau dioperasi saja, Bu?”

Saya mengangguk. Manusia yang tak pandai berjuang dan tak mampu menahan kesakitan seperti saya, menerima tawaran semacam itu dengan cepat. Sebuah ruangan dingin dengan suara-suara samar yang membahas perkara remeh membuat saya merasa ringan menghadapi kenyataan itu. Dalam kesadaran yang tak penuh karena bius, seseorang yang mengenakan penutup kepala dan masker berwarna hijau mendekat. “Selamat ya, Bu. Anaknya laki-laki,” katanya.

Belum sempat melihat wajah bayi mungil itu, saya tertidur pulas. Beberapa jam setelahnya, saya bangun dan menemukan kenyataan ini; kebahagiaan akan mengisi setiap hari dalam masa yang akan datang.

Hari ini genap 8 tahun sejak peristiwa baik itu terjadi. Sejak itu hingga hari ini, ia telah menjadi guru bagi saya dan suami. Guru yang melatih kesabaran, ketabahan, kekhawatiran, kebahagiaan, dan segala bentuk emosi dalam porsi yang cukup. Di masa depan, saya tak bisa memastikan seperti apa ia akan menjadi. Tetapi hari ini, kami sama-sama memastikan untuk memperjuangkan segala yang terbaik untuknya. Meski dalam segala keterbatasan sebagai manusia, kami sepakat untuk terus belajar menjadi orang tua. Terima kasih, Tosodimar. Kau pelangi sesungguhnya bagi papa dan mama. ❤️

Atrari Senudinari

Persepsi

PERSEPSI

Saya akan melakukan sebuah percobaan. Saya akan menulis kata ‘anjing’ untuk status Facebook pada malam ini, dan tidak akan membalas komentar, meskipun ada yang mengomentari postingan tersebut. Besok, saya akan menulis kata ‘kucing’, dan lusa saya akan menulis kata ‘tikus’.

Apa yang kita unggah di media sosial, baik itu foto, kata-kata, atau sekadar cerita, yang mungkin terasa biasa bagi kita, bisa menjadi hal yang luar biasa bagi orang lain. Hal ini bisa berdampak baik atau buruk bagi orang lain, bahkan bagi orang-orang terdekat yang tidak mengerti konteksnya. Oleh karena itu, bijaksana untuk mempertimbangkan apa yang kita posting di media sosial adalah cara terbaik untuk menjaga perasaan, terutama orang-orang yang kita hargai dan sayangi.

Kemudia, saya akan mengambil tangkapan layar (screenshot) dari postingan saya di GembiraLoka ini.

10 Desember 2023, pukul 23.12 WITA”

DOA SEBELUM MENIDURKAN PILPRES

DOA SEBELUM MENIDURKAN PILPRES

Berdoa memohon mimpi buruk
Dikabulkan atau tidak, syukur:

“Berilah kami pada perhelatan tidur ini
Mimpi buruk yang secukupnya
Dan ampunilah keindahan mimpi kami
Seperti kami pun mengampuni
Keindahan mimpi mereka”

Karena saking indahnya mimpi kami
Sering tidak sengaja
Terpaksa menyusahkan diri kami sendiri
Dan menyusahkan mereka

Dan karena saking indahnya mimpi mereka
Sungguh mati, mereka sering tidak sengaja
Terpaksa menyusahkan diri mereka sendiri
Dan menyusahkan kami semua

Amin

Cara Menghapus Kebodohan

Cara Menghapus Kebodohan

Kebodohon
bukan sesuatu yang buruk
Kebodohan dan kepintaran
adalah sama saja, sebuah variasi
Tetapi ada orang yang tidak menyukainya

Jika kamu masuk dalam golongan
orang yang membenci kebodohan
Janganlah khawatir hatimu
Tidaklah sulit menghapus itu kebodohan

Cara mudah menghapus noda tinta:

Campurkan cuka dan tepung maizena
Aduk hingga merata
Masukkan ke dalam ember yang telah dibersihkan

Rebus air mendidih
Tuang setengah dari air rebusan ke dalam ember
Biarkan selama 24 jam

Setelah itu, pakaian dimasukkan
Dan diaduk-aduk hingga lembut
Sikatlah noda menggunakan alat sikat

Setelah itu, bilaslah dengan air bersih

Jika noda masih tampak
Ulangi cara menghilangkan noda tinta itu
Sampai noda tinta hilang sama sekali

Jika noda tinta tidak hilang juga
Mungkin itu adalah tinta permanen
Agar noda tinta permanen tidak nampak
Cukup tutup matamu

Sulis Gingsul AS

10 Hal Sederhana yang Dilakukan Suamiku

1/
Suamiku membuat sebuah ranjang dengan sepasang tangannya yang kekar dan diukirnya sebuah tulisan “Always Love,” agar kami selalu saling mencintai setiap hari.

2/
Suamiku memotong lengan kebayaku untuk membuatnya tampak lebih indah, ingin memastikan bahwa aku mengenakan pakaian yang pas, pantas, dan nyaman.

3/
Suamiku mengusap kepalaku, mencubit pipiku, dan mengecup keningku agar aku tidak cemberut setelah digodanya. Aku menyukai yang ia lakukan, sebab itu aku pura-pura cemberut.

4/
Suamiku memuji masakanku yang asin, tak enak, dan kadang tak matang. Ia selalu bilang bahwa ia menyukai masakanku, tak lupa mengucapkan terima kasih karena aku berusaha memasak, hal yang kupelajari dengan cukup susah payah.

5/
Suamiku tak membangunkanku pagi hari saat hari libur, ia membantu anaknya bersiap-siap berangkat sekolah dengan diam agar tidurku tak terganggu.

6/
Suamiku membawaku ke salon kecantikan setelah aku mengeluh sakit kepala. Ia tak memintaku minum obat, hanya memberi saran agar kepalaku dipijat, rambutku dikeramas, dan wajahku diusap. Setelahnya, aku sembuh.

7/
Suamiku membelikan sepasang sepatu agar kakiku tak lecet saat kami berjalan kaki dalam jarak yang cukup jauh. Ia tahu, sandalku yang kukira keren dan trendy itu tak bisa melindungi kakiku dengan baik.

8/
Suamiku membuatkan telur dan kentang goreng pada hari di mana aku bosan dengan makanan yang dibeli dan sedang malas memasak. Ia melakukannya dengan semangat dan wajah yang riang, telur bikinannya adalah salah satu makanan kesukaan keluarga kecil kami.

9/
Suamiku mengganti wastafel cuci piring di rumah kami setelah aku mengeluhkan kesusahan menggunakan wastafel lama. Ia membongkar alat pertukangannya di gudang, dan hap… Jadi.

10/
Suamiku mengantarku ke sebuah acara pesta dan membiarkanku berjoget-joget sampai acara selesai. Sebab tidak suka dengan keriuhan, ia menunggu di sebuah minimarket sambil melukis wajahku. Saat mengantarku ke acara itu, ia mengucapkan kalimat sederhana ini, “Semoga asik ya.”

Ruteng
Atrari Senudinari

Ainam

Ainam

1/

Kepalaku taman jelang siang

terik cahaya memancar cerlang

Dari kelopak bunga segar

Balon sabun merebak

Mengambang satu per satu

Berkilau dalam ainam

Lima, sepuluh, seratus, seribu

balon terbang tak terkendali

2/

Berputar-putar

menari penuh energi 

Melesat tak terduga

lepas tanpa tertahan

Ekspresif beranian tak terkendali.

Aku tersenyum puas, terbahak lepas

Terperangkap dalam kegembiraan

Aku terbang bebas tak terkendali

Dan tak bisa berhenti mengejar

Dan mengejar

3/

Tak satu pun bisa kutangkap

balon sabun merebak bertabrakan

meletus menciptakan kegemparan

di taman bunga

Pecah dengan riuh. Pecah

dan pecahan-pecahannya

mematahkan tangkai-tangkai bunga

4/

Kepalaku taman malam abadi

Terhampar di sana tiba-tiba

tikar hitam tanpa tepi

APAKAH BERPELUKAN ITU BOLEH DIMASUKKAN DALAM KATEGORI BERKARYA?

Menulis puisi, sebagai contoh, dapat dianggap sebagai bentuk berpelukan, di mana seorang penyair memperhatikan kata-kata dalam “pelukannya”. Ketika pelukan berlangsung, benih puisi mekar setelah muncul dari dalam persembunyiannya.

APAKAH BERPELUKAN ITU BOLEH DIMASUKKAN DALAM KATEGORI BERKARYA?

Setiap makhluk hidup memiliki preferensi uniknya. Sebagai manusia yang cenderung suka berkarya, dan berpelukan tentunya, saya tanpa sadar sering mengaitkan “berpelukan” dengan “berkarya”.

Saat ini, saya meyakini bahwa berpelukan sebenarnya adalah salah satu bentuk berkarya. Berkarya bersama. Berkarya bersama adalah menciptakan sesuatu secara bersama-sama. Jika dianggap sebagai bentuk berkarya, seharusnya ada dong, hasil karya dari tindakan berpelukan itu.

Terus, apa dong hasil karya dari berpelukan?

Menurut saya, hasilnya minimal terdiri dari tiga hal. Pertama, kesenangan; kedua kangen; ketiga kenangan. Huruf “s” pada kata kesenangan, jika Anda suka, bolehlah diganti diganti dengan huruf “t”.

Semua hasil dari berpelukan tersebut, menurut saya, dapat dirasakan baik secara bersama maupun sendirian. Dan saat ini, saya benar-benar merasakan hasil karya kedua dari berpelukan. Masih ingat, hasil yang kedua dari berpelukan tadi apa?

Jadi, berdasarkan pandangan saya, berpelukan dapat dianggap sebagai bentuk berkarya bersama dengan hasil yang dapat dinikmati secara komunal sekaligus personal

Kualitas hasil karya dan dampaknya sangat dipengaruhi oleh prosesnya.
Saya yakin bahwa berpelukan setara dengan berkarya, sehingga saya melakukannya dengan penuh perhatian terhadap subyek yang saya peluk.

Menulis puisi, sebagai contoh, dapat dianggap sebagai bentuk berpelukan, di mana seorang penyair memperhatikan kata-kata dalam “pelukannya”. Ketika pelukan berlangsung, benih puisi mekar setelah muncul dari dalam persembunyiannya.

Selamat melakukan aktivitas apa pun. Jangan lupa untuk berpelukan. Peluklah segala sesuatu, termasuk kesedihan, kerinduan, atau harapan tentang pertemuan. Dengan lembut. Dengan pelukan yang pas, pasti akan ada hasilnya, sebuah karya.

Jika Anda suka memeluk apa pun, Anda mungkin tidak akan merasakan kesepian.

Nb.
Itulah arti sesungguhnya dari frasa “seorang karyawan” 🤣